Segemerlapapa pun dunia bersolek. Karena dalam pandangan Allah, dunia tak senilai saya nyamuk. Rasulullah saw. bersabda, "Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia." (HR. Tirmidzi). []
DariSahl bin Sa'ad berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda, "Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air" (HR. Tirmidzi. Syeikh Albani menshahihkan Hadis ini).
inilahhakikat dunia, tidak lebih dari saya sayap seekor nyamuk, akan tetapi dunia selalu menyita waktu dan pikiran kita sehingga kita lalai terhadap kehidupan akhirat kita, dunia juga merupakan cobaan untuk menguji siapa hamba Allah yang beriman dan siapa yang tidak, (QS. Al Kahfi : 7 dan QS. Al Mulk : 2)
TakLebih Berharga dari Sehelai Sayap Nyamuk! Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu.
. Dunia ini hanya tipuan semata, di dalamnya penuh dengan kesenangan yang sifatnya sementara. Namun akan mendatangkan mala petaka bagi yang tidak pandai mengatur urusan dunianya. Allah berfirman وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. QS. Al-Ankabut 64. Dunia ini tidak punya nilai sama sekali, akan tetapi banyak orang-orang yang tertipu dengan kehidupan dunia ini. Semua yang ada di dunia ini tidak bernilai sedikitpun di sisi Allah, dan jika ada nilainya, maka tak lebih dari sebelah sayap nyamuk. Dari Sahl bin Sa’ad berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. وَفِي البَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الوَجْهِ Seandainya dunia mempunyai nilai di sisi Allah walau hanya senilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun. Dan di bab ini di riwayatkan dari Abu Hurairah, dan hadist ini shahih ghorib. HR. at-Tirmidzi, hadist no. 2320. Hadist ini menunjukkan bahwa dunia ini tidak ada harganya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan andai ada nilainya, maka nilainya tidak lebih dari sebelah sayap nyamuk. Apakah sayap nyamuk ada efeknya? tentunya tidak. Maka dari itu, sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah, hendaklah kita mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Dunia ini penjara bagi orang-orang Islam, dan surga bagi orang-orang kafir. Dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ، وَجَنَّةُ الْكَافِرِ Dunia adalah penjara bagi orang-orang beriman, dan surga bagi orang-orang kafir. HR. Muslim, hadist no. 2956. Di dunia ini, orang-orang beriman serba dilarang, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Sedangkan orang-orang kafir, mereka bebas dari aturan itu semua. Oleh sebab itu, apa yang dibanggakan di dunia ini? hartamu yang banyak itukah yang kau banggakan, jabatanmu itu kah yang kau banggakan, atau keturunanmu kah yang kau banggakan? Itu semua akan tinggal di dunia. Dan yang kau bawa ke alam kubur hanya amal perbuatanmu sewaktu di dunia. Dari Abdullah bin Abi Bakr radhiyallahu anhu berkata, saya mendengar Anas bin Malik rodhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada 3 “dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” HR. Muslim, hadist no. 2960. Dunia ini tidak ada nilainya, dunia ini hanya kesenangan semata. Maka sadarlah wahai orang-orang yang beriman. Jangan terlalu sibuk mencari dunia, dan akhirnya engkau melupakan akhiratmu. Ketahuilah, bahwa dunia ini sementara, akhirat selamanya. Di sisi Allah dunia tidak ada harganya. Dan jikapun ada, maka tidak lebih dari sebelah sayap nyamuk. Boleh mencari dunia, seperti misalnya seorang Muslim boleh kaya, agar dia bisa membantu kaum muslimin yang lainnya, dan menyaingi orang-orang kafir. Silahkan saja, asalkan jangan lupa dengan kehidupan akhiratnya. Mentang-mentang punya harta banyak, mentang-mentang punya jabatan yang tinggi, akhirnya tidak tau waktu lagi untuk beribadah kepada Allah. Padahal yang dia cari itu nilainya tidak lebih dari sebelah sayap nyamuk. Tidak ada harganya sama sekali. Akan tetapi, jika mengerjakan amal kebaikan, beribadah kepada Allah untuk bekal ke akhirat kelak, maka itulah yang berguna dan bermanfaat bagimu di dunia dan sampai ke akhirat nanti insyaAllah. Jadikan dunia ini hanya sebagai tempat persinggahan sementara untuk mencari bekal menuju kampung akhirat, bukan dijadikan sebagai tujuan utama kita hidup. Karena dunia sementara, akhiratlah negeri yang kekal. Dan ingatlah, setiap perbuatan kita nanti akan dimintai pertanggungjawaban nya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. QS. Al-Isra’ 36. Maka gunakanlah hidup di dunia ini mencari bekal untuk kehidupan akhirat nanti. Kelak kita akan pulang ke kampung asal, yaitu kampung yang bernama akhirat. Jangan sombong, jangan angkuh, harta yang berlimpah, jabatan yang tinggi, keturunan yang mulia, semua itu tinggal. Dan yang bisa menolong adalah amal sholeh. Ibadah yang dikerjakan sewaktu di dunia, itulah yang bisa menolong di akhirat nanti. Maka perbanyaklah mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Semoga bermanfaat. Penulis Fastabikul Randa Ar-Riyawi
Dari Sahl bin Sa’id Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum seteguk sekalipun kepada orang kafir.” dan dia berkata’hadist hasan sahih’ Sejauh ini sering kita dapati pengingat bahwa janganlah dunia menjadi tujuan. Namun lagi-lagi, pengingat itu seakan seperti laju angin yang berhembus. Tidak menghasilkan efek ubah bagi yang mendengarnya. Tidak tahu mengapa ini terjadi. Mungkin karena pemberi nasihatnya yang juga belum pandai mengerjakan apa yang ia nasihatkan atau karena kita yang diberi nasihat yang masih ditutupi banyak penghalang dalam hati ini. Atau yang lebih parah, dua-duanya berperan sehingga nasihat baik itu nyaris tak terpahamkan. Tahu itu belum tentu paham. Karena tahu bukan jaminan amal itu terlaksanakan. Buktinya, hampir yang bernama manusia, mencintai dunia. Dan parahnya, dunia itu bisa berbentuk segala rupa yang dia mau. Seperti kata al-Quran di Surah Ali lmron14, “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang ia inginkan berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta ben da yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik”. Padahal. Dunia itu tidak lebih nilainya seperti selembar sayap nyamuk. Bahkan lebih murah lagi. Karena dikatakan di hadist itu, seandainya dunia ini di sisi Allah senilai dengan sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir… padahal, kenyataannya begitu banyak orang-orang kafir itu yang dicukupkan hartanya oleh Allah. Macam-macam isi dunia ini diberikan padanya. Tumpah ruah. Ternyata, begitu murah dunia ini di mata Allah, sampai- sampai orang-orang kafirpun tercukupi. Cukuplah bagi kita berita ini yang mampu menandai betapa murahnya dunia ini. Namun indahnya dunia itu yang menjadikan kita sering terpedaya. Sangat sedikit yang bisa melepaskan diri dari tipu dayanya. Kecuali orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang meniti jalan surga. Yang senantiasa siaga untuk awas atas segala sesuatu yang menggelincirkan tujuannya. Yang selalu memohon dibawah perlindungan Allah dengan memanjatkan doa pagi dan petang dan di dalam kesibukannya. Dalam suatu kisah yang tercatat dalam sejarah pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab. Dimana pada saat itu wilayah Hims dipimpin oleh seorang gubernur yang hidupnya sangat kekurangan. Ketika berita itu sampai kepada amirul mukminin Umar bin Khatab, menangislah sang khalifah. Lalu sahabat Rasullullah yang berhati lembut itu mengutus seseorang untuk menyampaikan hadiah dinar. Ketika hadiah itu sampai pada sang Gubernur, berucaplah dia, “Innalillahi wainna ilaihi roji’un”. Sampai-sampai istrinya mendatanginya dan bertanya, “Apakah khalifah wafat?” la menjawab. “Lebih buruk dari itu!”. “Apakah kaum muslimin kalah perang?”, lagi-lagi istrinya bertanya panik. la menjawab, “Bahkan lebih buruk dari itu”. lstrinya bertanya, “Adakah yang lebih buruk dari itu?” Lalu sang gubernur berkata, “Telah datang dunia yang akan merusak akhiratku”. “Maukah engkau menolongku untuk urusan yang sangat berat ini?” tanyanya kepada istrinya yang sama sekali tidak mengetahui perihal hadiah dinar itu. Lalu ia katakan kepada istrinya, “Tolong bagikan dinar hadiah khalifah ini kepada orang-orang miskin”. Orang-orang yang hidup dengan keelokan imannya, orang-orang sholih yang paham betul tentang tabiat dunia, orang-orang yang sungguh-sungguh memahami, bahwa betapa murahnya dunia. Pemahaman yang melahirkan keputusan yang tidak biasa, orang-orang yang paham, bukan orang-orang yang tahu. Kalau kita mau meletakkan hati sebentar, mencoba memahami dari yang sudah ditahu. Dari nasihat-nasihat Rasulullah, dari apa yang ditulis dalam al Quran dan dari kisah-kisah sejarah yang sangat banyak. Bukan tidak mungkin kita akan meletakkan dunia di tempatnya. Seperti kata-kata bijak yang selama ini hanya sebagai penghias status “Letakkan dunia di tanganmu, jangan di dadamu”. Mari kita berjuang untuk mendapatkan ilmu, sehingga paham yang kita harapkan, mampu kita dapatkan. Karena ilmu adalah gerbang amal. Tidak ada yang bisa kita lakukan dengan benar tanpa ilmu yang melandasi. Begitu pula untuk memahamkan diri terhadap tipuan dunia. Sesungguhnya kita sedang berkejar-kejaran dengan waktu. Yang artinya dunia ini secara pasti meninggalkan kita. Dan kubur itu secara pasti pula mendatangi kita. Apa yang bisa kita harapkan dari sesuatu yang di sisi Allah tidak ada harganya. “…Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. QS. Al-Hadid 20 Sangat banyak nasihat yang telah datang untuk kita, dan cukuplah itu sebagai peringatan kalau kita bersungguh-sungguh berpikir. Bahwa selembar sayap nyamuk itu sangat tidak dalam kepantasan menguras energi kita untuk memburunya… Sumber
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. *Bahagia dalam Usaha Agama* Ikan keluar dari air menggelepar, bergitu juga cacing akan menggelepar jika lama keluar dari tanah, kuda juga akan gemetar jika dimasukkan ke dalam air karena tidak sesuai dengan fitrahnya. Fitrahnya manusia adalah dalam agama, manusia tidak akan menggelepar jika tetap dalam fitrah agama, sebaliknya manusia yang tidak dalam agama akan selalu menggelepar. Banyak manusia menyangka di pantai-pantai ada kebahagiaan dan kejayaan. Pergi dari Indonesia ke pantai Spanyol untuk berjemur dan melihat-lihat orang dan pemandangan, yang dari Eropa ke pantai Kuta Bali untuk melihat ombak di sana selama satu jam atau dua jam masih terasa senang, namun satu hari atau dua hari terasa bosan. Pantai Malaka, pantai Padang, Pantai Teranggano dan seluruh pantai di dunia sama aja ombaknya tidak jauh beda, sama saja, begitu-begitu saja, pantai di Indonesia, Malaysia, Amerika sama saja, ada pasir dan ombaknya, kalau tsunami baru ombaknya berbeda. Melihat ombak biasa itu seperti melihat gunung-gunung. Di mana-mana gunung-gunung sama saja, begitu-begitu saja, satu jam dua jam kita senang senang melihatnya, namun satu hari dua hari terasa bosan. Ketika orang-orang yang tinggal di kota pulang ke kampung melihat sawah-sawah dan pemandangannya awal mula tiba memang menyenangkan terlihat indah, namun sehari dua hari sudah mulai bosan, senangnya hanya sebentar. Ketika mendengar lagu yang dinyanyikan penyanyi, satu lagu yang disenangi didengar berulang-ulang terjadi kebosanan, beralih ke lagu lain juga bosan, tidak bisa didengar terlalu lama, terus bosan. Berarti keindahan dan kemewahan dunia bukan di situ letak kebahagiaan, itu namanya masih menggelepar KH. Ahmad Mukhlisun. Jadi, sebetulnya di mana letak kebahagiaan dan kejayaan itu? Jawabnya, ada dalam usaha agama. Jika kebahagiaan itu bukan terletak pada usaha agama, maka orang-orang kaya yang bisa membeli apa saja yang mereka tentu mereka yang paling bahagia, begitu juga pejabat tinggi yang bisa mengendalikan banyak orang bahawahannya tentu ia bahagia. Namun kenyataannya tidak begitu, bisa dilihat di berbagai berita disebutkan banyak orang kaya dan pejabat yang hidupnya gelisah, stres dan gundah gulana. Banyak di antara mereka menggunakan narkoba sabagai alat untuk menenangkan diri, akhirnya tertangkat dan masuk penjara, ada hukumannya satu tahun, dua tahun sepuluh tahun bahkan lebih. Ini lah akibatnya jika harta dijadikan acuan kebahagia, tanpa dibarengi usaha agama. *Jalan Orang Sukses* Sebagian orang beranggapan bahwa orang yang sukses adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di tengah masyarakat, seperti sebagai pejabat. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berharta banyak, memiliki rumah mewah, memiliki kendaraan yang banyak, dan lain-lain. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang tampan, cantik rupawan. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil menjadi artis. Sebagian lagi beranggapan orang yang sukses adalah orang yang banyak anak dan istri. Dan sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil mendapatkan apa yang di atas tidaklah salah seperti memperoleh apa yang dicita-citakan adalah indikator orang yang sukses bagi umumnya orang. Akan tetapi kesuksesan seperti itu merupakan kesuksesan sementara yang kemudian akan ditinggalkannya. Adapun kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang sitiqamah dalam agama hingga ia masuk ke surga dan terhindar dari neraka. Allah Subhaanahu wa Ta'ala,فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." QS. Ali Imran 185 Inilah orang yang sukses. Hal itu, karena ketika seseorang masuk surga, maka apa yang diinginkannya ada. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ"Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya." QS. Az Zukhruf 71 1 2 3 4 5 6 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw berkata bahwa segala sesuatu yang dibanggakan di dunia ini kesemunaya berasal dari hal yang hina. Pakaian termahal adalah sutera, padahal sutera hanyalah berasal dari liur ulat yang menjijikkan, minuman yang paling menyehatkan adalah susu, padahal itu hanyalah keluar dari hewan ternak, serta minuman yang paling manis adalah madu padahal ia hanyalah buatan serangga, dan perhiasan yang palin mahal adalah berlian padahal ia terbuat dari batu bara dari gunung berapi beribu-ribu tahun. Sungguh sesuatu yang berharga di muka bumi ini berasal dari kehinaan. Namun segala sesuatu yang tidak berharga di dunia bisa menjadi berharga jika mengikuti tuntunan dari yang paling berharga yaitu Sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana debu adalah sesuatu yang tidak berharga namun debu itu bisa menjadi saksi ketika kita melangkah menuju jalan Allah subhanahu wata’ala, sehingga membuat kaki yang melintasinya tidak akan terbakar oleh api neraka. Debu itu diinjak dan ditendang namun ia bisa membuat kaki kita aman dari api neraka karena mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Begitu juga makanan dan minuman, yang setelah dimakan dan diminum ia akan terbuang, namun makanan dan minuman itu akan menjadi kekal dan abadi jika mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wasallam. =====Almaghfurlah Habib Munzir alaihi rahmatullah==== Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Dua nikmat yang manusia banyak tertipu dengannya, yakni nikmat sehat dan waktu luang.” HR. Al-Bukhari Selain itu, waktu adalah sesuatu yang banyak di sia-siakan oleh banyak manusia. Yahya bin Muhammad bin Hubairah beliau adalah guru dari Ibnul Jauzi berkata, “Waktu adalah yang paling berharga dari apa yang engkau jaga, dan aku melihat waktu itu juga yang paling mudah tersia-siakan olehmu.”[Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, 1/281] Maka sebagai seorang penuntut ilmu, harus dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ia tidak boleh menunda-nunda suatu pekerjaan yang bisa ia selesaikan saat itu juga. Seperti pesan yang disampaikan Al-Hasan dalam menasehati muridnya dengan mengatakan, “Kejarlah ajalmu, jangan lagi katakan, Besok dan besok.’ Karena kamu tidak pernah tahu, kapan kamu akan kembali menemui Rabbmu.” [ Hilyatul Auliya, 2/140] Sebagai contoh akan saya bawakan satu kisah yang mengagumkan dari seorang yang bernama Abul Wafa’ bin Abu Aqil. Beliau menceritakan, “Dengan segala kesungguhan, aku juga memendekkan waktu makanku, sampai-sampai aku memilih memakan biskuit yang dilarutkan dengan air daripada memakan roti. Alasannya karena kedua makanan tersebut berbeda jauh waktu yang dihasilkan ketika mengunyahnya. Yakni demi lebih memberi waktu untuk membaca dan menyalin berbagai hal bermanfaat yang belum sempat kuketahui.”[Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, 1/177] Masih banyak lagi kisah dan perkataan ulama salaf, bagaimana cara mereka menjaga waktu. Cukuplah sebuah hadits dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebagai penutup tulisan kali ini. Beliau bersabda yang artinya, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” HR. At-Tirmidzi, hadits shahih Kita akan mati sebentar lagi… Tidur mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kematian. Oleh kerana itu para ulama menyatakan bahawa tidur adalah kematian yang kecil. Tidur itu adalah kematian, dan terjaga daripada tidur adalah kebangkitan. Ini berdasarkan ayat al-Quran di bawah وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Dan Dialah yang mematikan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah kamu kembali, lalu Dia memberitahu kepada kamu apa yang dahulu kamu kerjakan. 60 [Al-An’am 60] Al-Imam Ibn Kathir menyebutkan يخبر تعالى إنه يتوفى عباده في منامهم بالليل، وهذا هو التوفي الأصغر Allah menyatakan sesungguhnya Dia akan mematikan hamba-hambaNya ketika tidur di malam hari. Inilah dia kematian kecil. Bahkan dua jenis kematian ini, iaitu tidur dan kematian sebenar telah Allah sebutkan dalam satu ayat. Firman Allah اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ Allah memegang jiwa [orang] ketika matinya dan [memegang] jiwa [orang] yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa [orang] yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sehingga waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. [Az-Zumar 42] وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ 60 وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ 61 Dan Dialah yang mematikan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur [mu] yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. 60 Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak lalai 61 [Al-An’am 60-61] Al-Imam Ibn Kathir menyatakan فذكر الوفاتين الصغرى ثم الكبرى. وفي هذه الآية ذكر الكبرى ثم الصغرى؛ Allah menyebutkan tentang dua kematian Iaitu kematian kecil kemudian kematian besar dalam ayat surah Al-An’am, 60-61, dan dalam ayat ini az-Zumar, 42, Allah menyebutkan tentang kematian besar kemudian kematian kecil. وقال بعض السلف [رحمهم الله] 2 يقبض أرواح الأموات إذا ماتوا، وأرواح الأحياء إذا ناموا Sebahagian ulama salaf berkata Allah memegang roh-roh orang yang mati ketika mereka mati, dan memegang roh-roh orang hidup ketika mereka tidur. Oleh disebabkan hal ini, kita akan banyak berdoa sebelum kita tidur. Doa-doa tidur itu juga membuktikan bahawa tidur adalah satu bentuk kematian yang kecil. عَنْ حُذَيْفَةَ ، قَالَ ” كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ ، قَالَ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا ، وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ ، قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ Huzaifah radiallahu anhu berkata Apabila Nabi sallallahu alaihi wasallam mahu tidur, baginda sallallahu alaihi wasallam akan membaca Dengan nama Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup. Apabila baginda sallallahu alaihi wasallam bangun daripada tidurnya, baginda sallallahu alaihi wasallam akan membaca Segala puji bagi Allah, yang menghidupkan kami selepas kematian kami. KepadaNya lah kami kembali. [Sahih al-Bukhari, Kitab ad-Da’awat, hadis no 5879] Keutamaan Shalat Dhuha. ` Shalat dhuha merupakan salah satu diantara shalat-shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Banyak sekali penjelasan hadits yang telah menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan shalat dhuha bagi siapa saja yang melaksanakannya. Berikut ini kami akan berbagi beberapa hadits Rasulullah yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya ► 1. Shalat dhuha merupakan sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia. _ Dari Abu Dzar Ia berkata bahwa Nabi bersabda _ “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih ucapan subhanAllah adalah sedekah, setiap tahmid ucapan Alhamdulillah adalah sedekah, setiap tahlil ucapan LailahaillAllah adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat dhuha diberi pahala” [ _ ► 2. Ghanimah keuntungan yang besar _ Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata _ mengirim sebuah pasukan perang. berkata “Perolehlah keuntungan ghanimah dan cepatlah kembali!”. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan tempat perang dan banyaknya ghanimah keuntungan yang akan diperoleh dan cepat kembali karena dekat jaraknya. … Lalu berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka musuh yang akan diperangi, paling banyak ghanimah keuntungan nya dan cepat kembalinya?” …Mereka menjawab; “Ya!” berkata lagi, “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat dhuha, dia lah yang paling dekat tujuannya tempat perangnya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” [Al-Targhib 666] _ ► 3. Sebuah rumah di surga _ Bagi yang rajin mengerjakan shalat dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. _ Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi “Barangsiapa yang shalat dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka Ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” [Al-Jami`634] _ Memeroleh ganjaran di sore hari _ Dari Abu Darda’. Ia berkata bahwa berkata Allah ta`ala berfirman “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu ganjaran pada sore harinya” [Al-Jami 4339] _ Dalam sebuah riwayat juga disebutkan “Innallaa `azza wa jalla yaqulu Yabna adama akfniniawwala al-nahar bi’arba`i raka`atukfika bihinna akhira yaumika” Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”. _ ► 5. Pahala Umrah _ Dari Abu Umamah ra bahwa bersabda “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. …Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” [Al-Targhib 673] _ Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa bersabda “Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar shubuh berjamaah, kemudian Ia setelah usai duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat dhuha, Ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” [Al-Jami` 6346] _ ► 6. Ampunan Dosa _ “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” [ _ Demikianlah, semoga sedikit kutipan mengenai Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha ini bisa membuat kita lebih giat lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum melaksanakannya mudah-mudahan bisa memulai untuk menjalankannya… Aamiin Ya Robbal Alamiin. semoga bermanfaat. 5 Kelalaian Istri Tidak diragukan bahwa istri shalihah adalah termasuk kenikmatan dunia yang terindah disamping sebagai tanda kebahagiaan sebuah keluarga. Keshalihan istri tidak hanya diukur dari ibadahnya kepada Allah, akan tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana muamalah dia terhadap orang lain, terutama suaminya. Dalam rangka menggapai keshalihan, seorang istri hendaknya mewaspadai berbagai kelalaian yang sering menjangkiti para istri, baik kelalaian dalam hal ibadah ataupun kelalaian dalam hal muamalah pergaulannya terhadap orang lain. Berikut ini akan kami sampaikan sebagian kelalaian istri yang sering didapati di masyarakat kita, semoga para istri bisa menghindarinya, dan para suami bisa memberi nasihat yang baik kepada istrinya jika mendapati sebagian darinya. 1- Menunda-nunda shalat. Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Allah menempatkannya dalam kedudukan kedua setelah dua kalimat syahadat dalam rukun Islam, yang menunjukkan besar dan agungnya kedudukan shalat di sisi Allah. Ibadah yang demikian agungnya ini tentu sudah sepantasnya mendapatkan perhatian yang besar pula. Dan di antara bentuk perhatian seseorang terhadap ibadah ini, perhatiannya terhadap waktu shalat yang dia lakukan. lateSebagai seorang wanita, sudah dimaklumi bahwa shalat terbaik baginya adalah di rumahnya, dan dia tidak wajib melaksanakan shalat berjamaah sebagaimana kaum laki-laki. Keringanan yang Allah berikan bagi mereka ini tentu bukan bertujuan agar mereka meremehkan masalah shalat. Oleh karena itu, meski mereka melaksanakan shalat wajibnya di rumah, mereka tetap harus berusaha melaksanakannya di awal waktu, tidak menunda-nundanya. Ketika Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – ditanya tentang amalan apa yang paling utama, Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – bersabda, الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا “Shalat di awal waktunya.” [1] Dan ini tentu saja membutuhkan pengaturan waktu yang sebaik-baiknya oleh para istri di rumah mereka. Kerja sama suami, tentu sangat diharapkan untuk bisa mewujudkan keutamaan yang mulia ini. Para suami hendaknya senantiasa memperhatikan istrinya, mengingatkan dan memerintahkannya untuk segera shalat jika memang belum shalat, dan membantu pekerjaan-pekerjaan yang mungkin menghalanginya untuk melaksanakan shalat di awal waktunya. 2- Tidak menjaga aurat dengan baik. Ini adalah satu hal yang sangat sering dilalaikan oleh kaum muslimah di masyarakat kita. Sangat banyak sekali wanita-wanita muslimah yang membuka aurat bahkan berhias dengan moleknya di hadapan kaum lelaki yang bukan mahram-nya. Kaum muslimah yang sudah menutup aurat pun di antara mereka ada yang masih meremehkan jika ada sebagian auratnya yang tersingkap, seperti lengan, betis, atau yang lain. Entah karena ketidaktahuan mereka, atau karena mengikuti tren mode berpakaian, atau karena hal lain, yang jelas hal ini merupakan kelalaian yang seharusnya diperbaiki. Allah berfirman, يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” al-Ahzab 59 Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa pakaian muslimah yang menutup aurat bukanlah adat orang Arab, sebagaimana persangkaan sebagian orang, akan tetapi itu adalah perintah Allah kepada para wanita muslimah. Bahkan pakaian yang menutup aurat ini Allah perintahkan untuk membedakan para wanita muslimah dengan wanita-wanita jahiliyah, yang ini tentu menunjukkan bahwa adat wanita jahiliyah baik dari kalangan Arab ataupun non Arab adalah membuka aurat mereka. Dan masih berkaitan dengan masalah pakaian dan penampilan istri, ada satu hal yang sering dilalaikan oleh para istri terhadap suaminya, yaitu berhias di hadapan suami. Yang sering terjadi malah sebaliknya, istri berhias ketika akan keluar rumah bertemu dengan orang lain, akan tetapi ketika di rumah dia lalai menghias diri. Hal seperti ini meski mungkin dianggap remeh, akan tetapi ini sangat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. 3- Ikut serta dalam majlis gunjing. Ini termasuk salah satu kebiasaan buruk para istri yang berbahaya. Ketika ada kesempatan berkumpul dengan sesamanya, tidak jarang mereka membicarakan keburukan-keburukan orang lain. Padahal menggunjing, yang dalam istilah syariat disebut ghibah, adalah perkara yang sangat buruk. Saking buruknya, Allah memperumpamakan ghibah dengan memakan daging saudara kita yang telah menjadi bangkai. Allah l berfirman, وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?” al-Hujurat 12 Barangkali ada di antara mereka yang mengatakan, apa yang diobrolkan’ itu memang benar ada pada orang tersebut, bukan fitnah, apakah masih juga tercela? Maka ketahuilah bahwa itulah hakikat dari ghibah menggunjing yang sebenarnya. Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Maka Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – menjelaskan, “Ghibah adalah kamu menyebut tentang saudaramu dengan sesuatu yang dia benci.” Lalu ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana jika apa yang aku katakan itu benar ada pada orang itu?” Maka Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – bersabda, “Jika memang ada pada orang itu, maka kamu berarti telah mengghibahnya, namun jika tidak ada pada orang itu berarti kamu berdusta tentangnya.” [2] 4- Bermudah-mudahan dalam berbicara dengan lawan jenis. Dalam salah satu ayat Allah berfirman, يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفً “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,” al-Ahzab 32 Ayat ini berisi adab yang Allah perintahkan kepada para istri Nabi – shallallahu alaihi wa sallam -, dan para wanita umat ini mengikut kepada mereka dalam hal ini [3]. Sehingga adab yang Allah perintahkan ini bukan hanya berlaku bagi para istri Nabi – shallallahu alaihi wa sallam -, namun juga bagi para wanita umat ini. Dalam ayat tersebut Allah menerangkan adab berbicara seorang wanita, agar tidak melembutkan ucapan jika berbicara dengan lawan jenis, karena hal itu bisa menimbulkan fitnah godaan bagi para lelaki sehingga timbul keinginan buruk mereka, maka terjadilah bencana. Dan di zaman teknologi seperti sekarang ini, ngobrol menjadi sesuatu hal yang sangat mudah dengan berbagai sarananya, diantaranya adalah facebook dan yang semisalnya. Meski barangkali obrolan itu hanya berbentuk tulisan, akan tetapi fitnah bencana yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya daripada ngobrol secara langsung. Bahkan banyak bencana sosial yang diawali dari obrolan dalam facebook dan semisalnya. Maka ini adalah salah satu hal yang mestinya diwaspadai oleh para istri dan juga para suami, dalam rangka menjaga diri dan keluarga dari siksaan api neraka. Akan tetapi ini bukan berarti haram sama sekali berbicara dengan lawan jenis. Hal ini dibolehkan jika memang benar ada keperluan untuk itu, namun harus tetap memperhatikan adab dalam berbicara dengan lawan jenis; berbicara seperlunya dan tidak melembut-lembutkan perkataan. 5- Kurang bersyukur pada suami. Dalam salah satu hadits Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – bersabda, أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ “Aku diperlihatkan neraka, dan ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita, karena mereka berbuat kufur.” Ada yang bertanya, apakah mereka kufur kepada Allah? Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – bersabda, “Mereka kufur kepada suami, mereka kufur kepada kebaikan suami, jika kamu suami berbuat baik kepada salah seorang dari mereka setiap masa, kemudian dia melihat sesuatu keburukan darimu, dia akan berkata, aku tidak pernah melihat satu kebaikan pun darimu.” [4] Sikap seperti ini secara tidak langsung berarti dia tidak bersyukur kepada Allah l, karena Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam – juga bersabda, مَنْ لاَ يَشْكُرِ النَّاسَ لاَ يَشْكُرِ اللهَ “Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah.” [5] Demikian sebagian dari kelalaian para istri yang sering dianggap sepele. Sebenarnya, masih banyak hal lain yang mungkin dianggap sepele oleh para istri yang hakikatnya termasuk kelalaian mereka, hanya saja sebagian ini mudah-mudahan menjadi pengingat kita untuk lebih memperbaiki diri. Wallahul musta’an. *** Sumber Rubrik Lentera, Majalah Sakinah, Vol 11 No. 11 Footnote [1] Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Kitab ash-Shalat, Bab al-Muhafazhah ala Waqti ash-Shalawat, dan at-Tirmidzi dalam Kitab ash-Shalat, Bab Ma Ja`a fil Waqti al-Awwal minal Fadhl. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 1093 [2] Riwayat Muslim, Kitab al-Birr wash Shilah wal Adab, Bab Tahrimil Ghibah. [3] Taisirul Aliyil Qadir 3/490 [4] Muttafaq alaih. [5] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Kitab al-Birr wash Shilah, Bab Maa Jaa`a fisy Syukri Liman Ahsan Ilaika, dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6601 “Kesungguhan seseorang dalam mengharap ditandai kesungguhannya dalam berusaha menggapai. Yang berharap tanpa berusaha adalah orang yang tidak punya harapan. Yang tidak punya harapan adalah orang yang tidak punya masa depan. Ia telah mati sebelum kematian. Dusta orang yang mengharap ridho Allah namun tidak berusaha menjauhi maksiat dan memperbanyak ketaatan.” Mutiara_Hikmah_Buya_Yahya Ke 31 Berikut 4 manfaat sehat menjadi orang dermawan dan senang bersedekah. Membantu mengurangi stres Menumpuk-numpuk harta dan menghitung-hitung kekayaan tidak dianjurkan dalam agama. Islam amat menganjurkan umatnya berderma dari rezeki yang diperolehnya. Perilaku kikir dan tidak mau menyumbangkan sebagian hartanya untuk sesama dapar meningkatkan stres. Setidaknya demikianlah hasil studi terbaru dari Universitas Teknologi Queensland yang diterbitkan dalam PLoS One. Studi tersebut menemukan bahwa perilaku pelit atau kikir tidak mau berderma, takut harta kekayaannya berkurang, ternyata dapat meningkatkan stres. Membantu menurunkan tekanan darah Sebuah studi tahun 2006 tentang pengaruh orang yang suka menolong dan sering memberikan motivasi atau dukungan sosial kepada orang yang mereka kenal, akan membantu orang tersebut untuk memiliki tekanan darah yang lebih rendah. Selain efek kesehatan tersebut, mereka yang suka menolong akan mendapatkan balasan positif yang sama dari lingkungan sosialnya. Meningkatkan rasa bahagia Mereka yang mendapatkan derma dari seorang dermawan, pasti akan merasa bahagia. Tahukah Anda bahwa sang dermawan yang telah mengeluarkan hartanya juga sama dan mungkin lebih bahagia? Penelitian menemukan otak yang terkait dengan rasa bahagia yang tulus akan lebih aktif. Mood seseorang akan lebih baik saat otaknya aktif dan terhindar dari stres. Membantu memperpanjang usia Suka menolong orang lain, membantu meringkankan sedikit beban orang lain, meskipun hanya tugas-tugas kecil dan ringan ternyata dapat membantu memperpanjang usia seseorang. Dalam sebuah studi yang dipublikasi dalam Jurnal Kesehatan Umum AS pada 2013 disebutkan bahwa mereka yang aktif membantu menolong orang lain atau meringankan tugas orang lain bisa terlindung dari dampak negatif stres. Stres merupakan faktor risiko beberapa penyakit kronis seperti jantung dan depresi. Untuk itu disarankan tidak segan menjadi orang yang suka membantu meringankan beban orang lain. Demikian 4 manfaat positif bersedekah yang sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para ahli. [] Syeikh Al-Mujahid Abdullah azzam rahimahullah berkata Tarbiyah tidak bisa diperoleh melalui lembaran-lembaran kitab, dan tidak pula dibagi-bagikan lewat brosur-brosur. Mereka yang mengambil sesuatu dari balik kitab dan membaca dalam majalah-majalah, hanyalah mendapatkan tsaqafah bukan tarbiyah. Sungguh beda, dan jauh amat berbeda antara tsaqafah dan tarbiyah. Makanya anda dapati perbedaaan yang sangat jauh antara pemuda yang terbina di tangan para tokoh ulama dengan pemuda yang terdidik melalui lembaran-lembaran buku. Saya tidak mengatakan “terbina melalui lembaran-lembaran kitab”, oleh karena itu mu’alim dan qaid tidak memberikan pelajaran adab melalui pengetahuan dan fikrahnya saja. Tapi dia membina melalui amal perbuatannya, sebagai suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dia membina anak-anak asuhnya melalui tingkah lakunya yang baik, melalui budi pekertinya dan iltizamnya terhadap Islam. Melalui zuhudnya dan syaja’ahnya keberanian. Tunas-tunas yang sedang berkembang ini terbina di sekelilingnya, dan akan tumbuh matang dengan izin Rabb-nya, di atas petunjuk kitabullah da sunnah Rasulul-Nya. Maka tidaklah aneh jika Ibnul Mubarak hingga mengatakan, “Dua puluh tahun aku habiskan waktuku untuk menuntut ilmu dan tiga puluh tahun kau habiskan waktuku untuk menuntut Adab.” Oleh karena adab tidak bias diperoleh melalui kitab, adab hanya bias didapat melalui akhlak para alim ulama’. Tarbiyah Jihadiyah, Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah… Katakan yang benar walau pahit. Lakukan yang benar walau berat. Jauhi maksiat walau terlihat indah. Jauhi dosa walau terkesan baik. Dosa itu yang membuatmu gelisah. Iman itu yang membuat dirimu yakin. Tanyalah pada hati nuranimu. KENAPA RASULULLAH SAW DIUTUS DI ARAB? Oleh AlHabib bin Shihab Knp Rasulullah diutus di Arab? Knp Rasulullah suku Quraisy? Knp di kota Mekkah? Tidak jarang umat islam,yg mengaku sangat menyayangi Rasulullah akan menjawab pertanyaan diatas “krn di Arab sedang terjadi kebiadapan yg luar biasa”. Bahkan tidak jarang juga akan menjawab yg lebih dari itu “bahwa Arab adalah paling biadab, krn kejahilayahan mereka yg suka mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka” Jd dengan alasan di Arab ada tradisi yg dibolehkan mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka berfikir di Arab adalah bangsa yg paling biadab.. Apa benar demikian??? Sebenarnya kalimat-kalinat diatas adalah jawaban dr orang-orang yg ingin mencari-cari atau sengaja ingin merendahkan Islam dan Rasulullah.. krn fakta yg ada tidaklah benar demikian. Fakta dunia saat Rasulullah diutus Di Arab ada tradisi mengubur hidup-hidup anak jelas tindakan biadab… Di Romawi, ada tradisi mengadu manusia smpai itu menjadi kita kenal dgn “GLADIATOR”. Apa ini tidak jauh lbh biada? Membunuh manusia menjadi tontonan, bahkan sampai memenggal kepala manusia. Di Persia ada tradisi bagi anak-anak bangsawan berburu budak yg sengaja dilepaskan dgn menaiki kuda dan dengan anak panah, semakin banyak membunuh semakin bangga mereka…apa ini tidak lebih biadab??? Di belahan bumi lain dmn msh banyak suku-suku, bangsa primitif dan disana ada tradisi yg jauh biadab lagi,yaitu kanibalisme memakan daging manusia dan mengorbankan manusia untuk sesembahan..apa ini tidak lebih biadab? Kesimpulannya memang pada saat Rasulullah diturunkan, bumi sedang diselimuti kebiadaban yg sangat luar biasa. Tapi dgn alasan yg berbeda. Di Arab mengubur anak bayi perempuan dikarenakan ketakutan org tua jika suatu saat nanti anak perempuan itu sudah besar bila kampung mereka diserang oleh bangsa lain anak mereka akan menjadi tawanan dan pelampias hawa nafsu penajajah. Krn kita sama tau pd saat itu msh banyak penjajahan dan penangkapan manusia untuk dijadikan budak. Jadi demi menjaga martabat dan kesucian anak perempuan mreka memilih membunuh anak perempuan mreka sejak kecil. Jauh berbeda yg menjadi alasan di Persia dan Romawi. Mereka membunuh krn kebanggaan dan hawa nafsu.. Jadi apa benar saat itu Arab adalah bangsa paling biadab??? Jelas TIDAK… Bahkan yg melakukan menguburan anak perempuan hanya sebagian kecil dr bangsa Arab. Karena kalau Mayoritas bangsa Arab melakukan demikian, niscaya pada saat Rasulullah diutus bangsa Arab sudah punah. Karena tidak ada wanita, untuk berlangsungnya regenerasi. Kesimpulannya “BANGSA ARAB BUKAN BANGSA YG PALING BIADAB SAAT RASULULLAH DIUTUS” Dan kenapa Rasulullah dilahirkan di Mekkah? 1 Karena Allah maha tau, di Mekkah Allah mengetahui ada bibit-bibit para pejuang Islam. Karena bangsa arab terkenal dgn kesetiaan dan keberaniannya. Allah tau disana ada Saiyidina Abu bakar, saiyidina Umar, Saiyidina Usman, Saiyidina Ali dan smua para pejuang-pejuang Rasulullah yg rela mengorbankan jiwa raga dan harta mereka…. 2 Knp di Mekkah? Karena Mekkah blm ada sistem kekaisaran dan politik. Sehingga tdk ada dasar untuk memfitnah Rasul adalah bentukan kaisar yg berkuasa. Krn diarab yg ada suku-suku. 3 Krn di Mekkah bebas dari pertarungan filsafat dan pertarungan agama. Yg ada hanya pemujaan dewa-dewa dan tdk ada pertarungan disana. Siapa yg mau nyembah dewa. Mereka bikin sendiri dewa mereka. Sehingga tdk ada tuduhan / fitnah bahwa Rasul diutus untuk menguatkan filsafat atau agama yg ada. 4 Karena Mekkah itu adalah titik tengah Bumi. Mekah dikelilingi dgn benua-benua besar memudahkan penyebaran Islam keseluruh dunia, yg telah terbukti saat ini islam menyebar diseluruh dunia. 5 Karena Mekkah adalah pusat bahasa Arab terfasih. Karena Allah akan menurunkan Al Quran dgn bahasa Arab. Jd Allah memilih tempat yg sudah memahami bahasa Al quran agar mudah dipahami. 6 Dan yg terpenting di Mekkah sudah terdapat Ka’bah, rumah Allah yg menjadi pemersatu umat islam didunia. Kenapa kaum Quraisy? Karena kaum Quraisy adalah kaum yg paling dihormati di Arab. Kaum yg mengatur segala yg ada di Mekkah, seperti pada saat ibadah haji yg sudah dilakukan oleh seluruh bangsa arab. Dan yg mengatur itu smua adalah bangsa Quraisy. Jadi tidak ada yg brani merendahkan silsilah Rasulullah. Selain itu suku Quraisy terkenal dgn para memudahkan penyebaran Islam. Seperti di dlm Al Quran Allah menjelaskan suku Quraisy yg senang mengembara 106 1dan 2. Jadi jangan lagi kita dibodohi yg menyebut Arab adalah bangsa yg paling biadab, suku Quraisy adakah suku yg haus kekuasaan dan darah dan sebagainya dan sebagainya. Dengan kita merendahkan bangsa Arab dan suku Quraisy maka itu menjadi celah bagi kaum kafir untuk merendahkan Rasulullah dan Islam… memang pd saat itu bangsa Arab dalam kebiadaban, tetapi diluar sana banyak bangsa yg jauh lebih biadab dari bangsa Arab… Dikutip dr penjelasan Imam Besar FPI pd saat ta’lim bulanan di Kampung Rawa, Jakarta Barat Seperti kata seorang pujangga Ibu itu ibarat sekolah, apabila kamu siapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya 7 AMALAN SUNNAH RASULULLAH Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah Pertama Tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. Kedua Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman. Ketiga Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah. Keempat Jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha. Kelima Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Keenam Jaga wudhu terus-menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu ia akan sentiasa merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, “ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”. Ketujuh Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. DUNIA TIDAK LEBIH DARI SEBELAH SEEKOR SAYAP NYAMUK Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw berkata bahwa segala sesuatu yang dibanggakan di dunia ini kesemunaya berasal dari hal yang hina. Pakaian termahal adalah sutera, padahal sutera hanyalah berasal dari liur ulat yang menjijikkan, minuman yang paling menyehatkan adalah susu, padahal itu hanyalah keluar dari hewan ternak, serta minuman yang paling manis adalah madu padahal ia hanyalah buatan serangga, dan perhiasan yang palin mahal adalah berlian padahal ia terbuat dari batu bara dari gunung berapi beribu-ribu tahun. Sungguh sesuatu yang berharga di muka bumi ini berasal dari kehinaan. Namun segala sesuatu yang tidak berharga di dunia bisa menjadi berharga jika mengikuti tuntunan dari yang paling berharga yaitu Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana debu adalah sesuatu yang tidak berharga namun debu itu bisa menjadi saksi ketika kita melangkah menuju jalan Allah subhanahu wata'ala, sehingga membuat kaki yang melintasinya tidak akan terbakar oleh api neraka. " Akan Senantiasa ada SEGOLONGAN ummatku yang BERPERANG untuk menegakkan perintah - perintah Allah Ta'ala. Tidak memudharatkan orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan, sampai datangnya perkara Allah Kiamat, hingga orang yang akhir dari mereka memerangi dajjal " HR. Bukhari " Akan senantiasa tegak agama ini, dimana SEGOLONGAN kaum muslimin akan BERPERANG untuk membelanya sampai datangnya hari kiamat " HR. Muslim Mu’aawiyah radhiyallahu anhu berkata “Mereka para wanita mengalahkan para suami yang mulia, dan mereka dikuasai oleh para suami yang buruk”. Fathul Baari 9/265 Sungguh wanita adalah makhluk yang lembut dan sangat butuh dengan kelembutan. Hatinya bisa tertawan dengan kelembutan….bukan dengan kekerasan seorang suami…. Seorang wanita yang bertekuk lutut dihadapan seorang suami karena kerasnya sang suami bukan berarti menunjukan sang suami hebat dan berakhlak mulia…. Karena kalau menundukkan dengan kekerasan maka orang jalanan, preman, dan petinjupun mampu melakukannya. Akan tetapi suami yang bisa menawan hati istrinya dengan kelembutan meskipun sering mengalah dan bersabar dengan sikap-sikap istrinya, itulah suami yang hebat dan mulia… =================================== Dan bergaullah dengan mereka isteri secara baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” QS. An-Nisaa’ [4] 19 “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya” HR. Ibnu Majah “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya.” Ibnu Hibban, hadits hasan shahih Abu Hamid Al-Gozali rahimahullah berkata ; “Ketahuilah bukanlah akhlak yang baik terhadap istri dengan hanya menahan diri untuk tdk menyakitinya, akan tetapi akhlak yg mulia terhadap istri adalah bersabar terhadap gangguan istri, bijak dalam menghadapi ketidakstabilan dan kemarahan istri, dengan meneladani Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sungguh istri-istri beliau pernah membantah perkataan beliau, bahkan salah seorang istri beliau menghajr ngambek dan tdk mengajak bicara Nabi sehari semalam” Al-ihyaa 4/720 Lihat lebih banyak pos Navigasi pos
dunia tidak lebih dari sayap nyamuk